Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Pemerintah Bagi Rice Cooker Gratis, Ekonom: Manfaatnya Apa?
3 Desember 2022 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) tengah menyiapkan anggaran Rp 340 miliar demi program pembagian rice cooker gratis untuk 680.000 keluarga penerima manfaat (KPM). Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan konsumsi listrik masyarakat sekaligus mengurangi impor LPG nasional.
ADVERTISEMENT
Direktur Centre of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mempertanyakan manfaat dari pembagian rice cooker gratis untuk masyarakat Indonesia. Hal ini dinilai pemerintah terkesan ingin menyelesaikan persoalan oversupply atau kelebihan kapasitas listrik lewat cara cara yang kurang tepat dan tidak signifikan.
"Yang jadi pertanyaan besar Bagi bagi rice cooker ini apa manfaatnya?," ujar Bhima kepada kumparan, Sabtu (3/12).
Menurutnya, permasalahan yang ada di tanah air selama ini bukan dari sisi hilir pengguna. Hal ini tentunya akan kembali mengulang kegagalan rencana kompor induksi listrik.
"Masalahnya bukan di hilir pengguna karena akan mengulang kegagalan rencana kompor induksi listrik," kata dia.
Bhima menilai transisi energi bisa dicapai apabila sumber listriknya dapat terlepas dari ketergantungan batubara. Selama dominasi batubara di pembangkit listrik masih terjadi, upaya mengurangi emisi di ujung konsumen tidak akan efektif.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia meminta agar PLN berfokus pada pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang masif. Selain itu juga, PLN harus membenahi kontrak jual beli listrik dan menghentikan total seluruh pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara termasuk di kawasan industri.
"Logikanya rice cooker gratis, apa subsidi listrik ke 450 va dan 900 va di tambah signifikan?," jelasnya.
Bhima melanjutkan pasokan kelistrikan atau rasio elektrifikasi diklaim mencapai lebih dari 99 persen. Namun, beberapa daerah di pelosok masih memiliki kendala pemadaman listrik secara bergilir.
"Problemnya rasio elektrifikasi dihitung dari jumlah desa bukan per rumah tangga," ungkapnya.
Sebelumnya Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyebutkan program Bantuan Penanak Nasi Listrik (BPNL) secara prinsip memang ditujukan untuk masyarakat tidak mampu, atau lebih tepatnya pelanggan listrik rumah tangga bersubsidi dengan daya 450 dan 900 Volt Ampere (VA).
Di sisi lain, Direktur eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengungkapkan bahwa pembagian rice cooker gratis ini sebagai upaya pemerintah untuk melakukan modernisasi kepada masyarakat terutama golongan ke bawah terkait peralatan memasak mereka.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ucapnya, masyarakat juga bisa menjadi lebih mudah dalam memasak nasi tidak lagi menggunakan cara manual. "Saya rasa tidak akan terlalu banyak kenaikan jumlahnya mengingat listrik untuk rice cooker ini konsumsinya tidak terlalu besar," pungkas Mamit.
Penggunaan listrik rice cooker dengan 460 VA sudah bisa digunakan tanpa perlu adanya penambahan daya. Sementara, terkait akan adanyA peningkatan konsumsi listrik itu juga tidak bisa dipungkiri karena jumlahnya banyak sekali 680 ribu unit.
"Seberapa besar kenaikan konsumsi listriknya, saya kira pemerintah sudah melakukan kajian terlebih dahulu. Tetapi ini semua kan baru wacana masih menunggu anggarannya terlebih dahulu," tandasnya.